Skenario

Cerita sebelumnya…

Menjaga Dirinya (Part I)

“Ardi! Gue mau ngomong sama lo!” ucap orang itu. “Gilang udah bocorin tentang masa lalu lo sama Helga, barusan gue denger percakapan mereka di kantin,” sambungnya

“Kurang ajar! Gue harus kasih pelajaran sama dia!” ucapnya geram sambil mengepalkan tangannya.

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Khusus untuk hari ini Helga tidak pulang bersama Ardi. Dia pulang Bersama Hani. Aku menuju ke halaman belakang sekolah, karena aku mendapatkan sms tak dikenal masuk. Sebenarnya aku malas tapi ini ada sangkut pautnya sama Helga, jadi aku harus kesana.

Ketika aku sudah sampai di halaman belakang sekolah, tak lama Ardi pun datang menghampiriku dengan senyuman busuknya. Tiba-tiba saja, Bugh!! Dia memukuliku dan entah apa yang mendasari dia melakukannya.

“Apa maksud lo? Kenapa lo tiba-tiba nonjok gue?” tanyaku sambil memegangi perutku.

“Lo jangan belaga bego! Lo bilang semuanya ke Helga kan? Ngaku!” ucapnya sambil memegangi kerah bajuku. “Inget gue baik-baik, kalo lo sampe bilang lagi ke Helga, gue gak akan segan buat bikin hidupnya hancur!” katanya sambil meninggalkanku.

“Gue harus bisa buka hati Helga buat jauhin Ardi, dia bukan cowok baik-baik,”

***

Sudah dua minggu hubungan aku dan Helga kurang baik. Semuanya berawal dari kejadian itu.

“Hel, lo kenapa sih sama Gilang?” tanya Hani heran melihat tingkah laku aku dan Helga.

“Gue sebel sama si Gilang, masa dia nyuruh gue sama Ardi putus sih, kan aneh!” ucapnya agak membentak.

“Hel, mungkin dia punya alesan buat semua ini,” ujar Resa.

“Iya, udahlah Hel lo baikan aja sama dia, lagian lo mau hubungan 6 serangkai gini terus? Enggak kan? Jadi saran gue, mendingan lo baikan aja sama Herdi,” Lily menyarankan.

Sementara di ujung sana …

“Lang, udahlah baikan sama Helga, jangan gini terus. Gue tahu sebenernya lo mau minta maaf sama dia, cuma karena gengsi lo yang ketinggian, lo enggan untuk minta maaf sama Helga,” ucap Bagus. Memang benar apa yang dikatakan Bagus, aku harus minta maaf sama Helga.

Aku menghampiriku Helga yang tengah duduk sendirian sambil membaca novel, “Hel? Gue boleh duduk disini? Gue mau ngomong,” tanyaku.

“Boleh,” Jawabnya ketus.

“Gue mau minta maaf soal waktu itu, geu tau gue salah. Gue sadar, seharusnya gue gak usah bilang itu ke elo, lagian gue gak berhak buat ngelarang lo, jadi gue minta maaf, gue cuma gak mau lo sakit hati, gue gak ma…”

“Gue udah maafin lo kok, gue ngerti maksud lo, tapi tenang aja gue bisa jaga diri gue baik-baik kok, lo tenang saja,” sambil mencubit pipi kanan aku.  

“Aw sakit,” aku meringis kesakitan sambil memegangi pipi kananku. “Tapi lo harus janji sama gue, lo harus bisa jaga diri baik-baik buat gue dan kita semua, oke?”

“Iya, bawel bener dah, heran.” Katanya.

 “Kenapa sih mereka gak jadian aja, gemes gue liatnya,” bisik Resa ke Lily dengan gregetnya.

“Udahlah nanti waktu yang akan balas semuanya, kita liat aja nanti,” ucap Lily meyakinkan.

Kring … kring … kring …

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua pulang ke rumah masing-masing kecuali aku.Sekarang hari Jumat itu berarti aku harus mengisi acara di salah satu café. Aku harus bergegas ke sana dan aku juga sebelumnya sudah meminta izin ke mamah dulu di rumah. Selama ini aku suka menjalankan hobiku yaitu menyanyi. Dengan hobiku ini, aku bisa menghilangkan rasa lelah yang ada dipikiranku.

Pukul 20.00 WIB, aku sudah selesai menjalankan hobiku. Namun, saat aku mau keluar, aku melihat seseorang yang tidak asing bagiku. Dia adalah Ardi, entah bersama siapa dia datang kesini yang jelas dia datang dengan menggandeng seorang perempuan.

“Tuh kan bener dugaan gue, dia emang brengsek.. Gue gak mau nyia-nyiain ini,” aku langsung mengeluarkan handphone dan langsung memfoto Ardi dengan perempua itu. “Gue akan tunjukin ini ke Helga, mudah-mudahan dia sadar dengan hal ini,”

***

Cerita selanjutnya…


Tinggalkan komentar